Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Islam dalam Kebersamaan Kebangsaan | Muslimah Indonesia

Islam dalam Kebersamaan Kebangsaan | Muslimah Indonesia
Muslimahindonesia.com - NEGARA Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, yang memiliki masyarakat yang penuh dengan sikap keberagamaan, toleransi dan saling tolong menolong.
Kerukunan merupakan salah satu aspek yang mencirikan karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kerukunan yang menjadi bagian karakter bangsa harus diwujudkan serta diberlakukan dengan pemahaman serta penyikapan yang benar agar setiap masyarakat dapat bersatu, saling menghargai, dan bertoleransi untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang maju dalam segala bidang.
Kesadaran satu kesatuan kebangsaan Indonesia berawal dari kebersamaan senasib dan sepenaggungan sebagai bangsa yang terjajah. Penderitaan ini mendorong rakyat diberbagai daerah untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan. Perjuangan memperjuangkan kemerdekaan tidak hanya untuk daerah masing-masing, namun untuk kepentingan seluruh daerah dan rakyat Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar mewujudkan persatuan dan kesatuan dengan cara saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan. Jika tanpa kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka Tunggal Ika maka pastinya akan terjadi kekacauan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena semua orang hanya mementingkan diri sendiri, atau daerahnya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan bersama. Bila hal tersebut terjadi maka akan berpotensi memecah belah negara ini.
Nusantara sebelum kemerdekaan NKRI sejatinya sudah berabad-abad hidup dalam kebersamaan dengan keberagaman dan perbedaan. Perbedaan warna kulit, bahasa, adat istiadat, agama dan berbagai perbedaan lainnya. Sejarah mencatat bahwa seluruh anak bangsa yang berasal dari berbagai macam perbedaan terlibat dalam meneperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semua ikut berjuang dengam mengambil peran masing-masing. Ke-bhineka-an adalah realitas sosial sedangkan ke-tunggal-ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan.
Selain itu, Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu merupakan sikap yang harus ditiru. Sikap para tokoh telah mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka bersedia menerima perbedaaan ketika merumuskan dasar Negara berlangsung.
Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia harus bangga memiliki dasar negara yang kuat sehingga harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan menghargai perbedaan karena Negara Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan budaya. Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru perbedaan itu menjadikan persatuan negara makin kuat.
Salah satu penyebab terancamnya persatuan adalah dengan adanya berbagai ketidak jelasan yang dilemparkan secara rutin ke alam pikiran rakyat yang setiap orang dengan caranya masing-masing memahami syubhat tersebut, satu kelompok berada pada satu arah dan kelompok lain pada arah yang lain, percekcokan dan pertentangan yang tidak semestinya terjadi menjadi terjadi, dan yang pasti para musuh dalam semua masalah ini mengambil keuntungan dan kemungkinan besar mereka telah bergandeng-tangan dalam masalah ini baik secara sebahagian dari masalahnya atau keseluruhannya, mereka menyengaja berurusan mencampurinya, hal ini tentu tidak dapat diabaikan.

Islam dan Cita-cita Kebersamaan Berbangsa

Agama Islam merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam kebersamaan berbangsa, sebab Islam adalah agama mayoritas penduduk yang peluk oleh masyarakat Indonesia. Selain itu,Islam tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Islam adalah agama yang dianut oleh hampir seluruh (tentunya dengan jumlah yang berbeda-beda) suku yang ada di NKRI. Bukan sampai disitu saja, bahkan Indonesia adalah negara dengan ummat Islam terbesar di dunia.
Persatuan dan kebersamaan dalam Islam merupakan unsur penting dan syarat utama kesuksesan kaum muslimin dalam segala bidang. Persatuan umat berarti sehati dan bersatu dalam perkara-perkara asasi, tidak adanya pemecah-belah dan kemunafikan dalam diri mereka. Keamanan Negara terletak dalam genggaman tangan dan langkah kebersamaan antara mereka.
Persatuan bangsa tidak berarti seluruh rakyat mempunyai satu pikiran saja, semua rakyat tidak harus mempunyai kegemaran berpolitik dengan satu cara saja, persatuan bangsa tidak berarti semua rakyat menghendaki satu hal, satu pribadi, satu kelompok atau satu partai saja tetapi arti persatuan bangsa adalah ketiadaan perpecahan, kemunafikan, pertikaian dan sengketa antara satu sama lain. Sekalipun dua kelompok dari segi kepercayaan agama mempunyai perbedaan, mereka bisa memiliki persatuan, saling kerja sama dan meninggalkan pertengkaran.
Persatuan merupakan sendi kekuatan yang paling ampuh dalam kehidupan berbangsa. Untuk memperkuat Islam, persatuan harus digalang melalui jalur intern terlebih dahulu. Sedangkan sebagai warga negara harus menggalang persatuan untuk memperkuat bangsa dan negara. Apabila persatuan benar-benar terwujud, maka upaya menciptakan pengembangan dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, ketahanan dan bidang lainnya akan mudah direalisasikan.
Islam merupakan agama yang mengedepankan orientasi hidup moderat, penuh toleransi, keseimbangan, dan kelapangan dada. Orientasi hidup ini membawa umat Islam untuk teguh dalam prinsip, tapi terbuka terhadap kebenaran dan kebaikan yang datang dari luar diri. Prinsip toleransi ini merupakan watak Islam yang perlu dikedepankan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Apalagi Indonesia ditakdirkan Allah Swt berada dalam latar dan suasana kemajemukan, baik atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya, maupun paham keagamaan dan organisasi kemasyarakatan. Maka seluruh rakyat Indonesia tentunya perlu mengembangkan persaudaraan ke Islaman (ukhuwah Islamiyah) dan merajut dan kembangkan persaudaraan kebangsaan terhadap sesama bangsa.
Koentjaraningrat menjelaskan bahwa umat Islam meski mayoritas dan kuat keyakinan keagamaaanya, sungguh mencitai dan menjadi tonggak penyangga keindonesiaan yang setia. Umat Islam juga sangat toleran dan menjunjung tinggi kebhinekaan. Keislamannya tidak opisisi dengan keindonesiaan dan kemajemukan bangsa, bahkan menjadi perekat utama. Islam menjadi kekuatan integrasi nasional. Maka dalam keindonesiaan, termasuk di dalamnya kebhinekaan, sesungguhnya ada nilai-nilai utama yang mesti dijadikan pedoman dan ditegakkan oleh seluruh komponen bangsa.
Islam yang selama ini terbangun di Indonesia sudah mengarah atau bahkan sudah menunjukkan sebagai Islam kebersamaan dalam kebangsaan. Hal ini dibuktikan dengan mampunya umat Islam Indoneia hidup berdampingan serta harmonis dengan agama-agama lainnya, seperti Kristen, Hindu, Budha dan lain sebagainya. Bahkan Presiden Jokowi mengatakan bahwa sudah saatnya Indonesia menjadi sumber pemikiran Islam dan pembelajaran Islam dunia. Negara-negara lain harus juga melihat dan belajar tentang wacana Islam dari Indonesia. Islam di Indonesia, menurut Presiden, sudah seperti resep obat yang paten yaitu Islam wasathiyyah atauIslam moderat.
Harapan atau cica-cita tersebut tentunya sangat berasalanmengingat Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, secara budaya dan agama, Islam dapat tampil memberikan model masyarakat yang bisa mempertemukan nilai-nilai keislaman dengan pluralitas budaya lokal dan sekaligus aspirasi kemodernan dalam sebuah rumah besar bernama Indonesia. Hal itu mensyaratkan pandangan keagamaan yang lebih menekankan aspek substansial yang universal dari pada simbolik dan tumbuhnya sikap saling menghargai serta kearifan di kalangan masyarakat. Dalam kerangka itulah, penulis memandang dan menyikapi pluralitas kebudayaan hingga pada akhirnya dapat memperkaya kebudayaan nasional menjadi satu sistem yang indah, efektif, dan saling bersinergi. Perbedaan sebagai karunia Tuhan, baik itu terkait dengan ras, budaya maupun profesi, seharusnya dilihat sebagai suatu kekayaan yang patut dikelola dengan penuh rasa kebersamaan bagi bangsa yang bermartabat.
Cita-cita tersebut diharapkan bermuara pada terjaminnya manusia dalam memenuhi lima kebutuhan primer hidupnya, yakni perlindungan atas agama, jiwa, akal, harta dan keturunan. Itulah masyarakat Indonesia yang relijius, masyarakat madani, yang seluruh komponennya bekerja sama dalam kebaikan, tolong-menolong dalam mensejahterakan dan meningkatkan keimanan. Masyarakat yang adil, sejahtera dan bermartabat, saling melindungi, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut menjaga ketertiban dunia. Suatu masyarakat dan bangsa yang dapat berdampingan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, masyarakat yang bertakwaan kepada Allah Swt. Indonesia yang dicita-citakan adalah masyarakat yang hidup penuh dengan kasih-sayang, yang muda menghormati yang tua, yang tua menghargai yang muda, laki-laki bahu membahu dengan perempuan, dalam pluralitas kebudayaan dan keagamaan.
Tertanamnya kebersamaan yang kokoh, tentunya dapat memaknai sebuah cita-cita dan harapan kesejahteraan dan kedamian bagi bangsa Indonesia. Mengantarkan cita-cita itu bukan dengan besarnya jumlah penduduk dan kekayaan yang terkandung dalam Indonesia,namun akan sanggup menempuhnya dengan kecerdasan warga bangsa yang terlatih serta teruji, juga karena kecintaan mereka terhadap Indonesia yang mendalam semua tertanam di dalam setiap warga bangsa sebagai sikap dan perbuatan. Ide besar ini mesti dipahami secara real, dimengerti secara bersama dan dilaksanakan secara bersama pula. Tidak ada satu kekuatan apapun yang dapat menghalangi cita-cita ini jika sikap dan jiwa kebersamaan dalam membangun bangsa telah menghujam sebagai darah daging bangsa Indonesia.

Penulis: Muhamamad Syarif, S.Pd.I., MA
Ketua Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

Posting Komentar untuk "Islam dalam Kebersamaan Kebangsaan | Muslimah Indonesia"